6 Comments

[FF] Name Tag ( For Kibum Oppa’s Birthday)

Kibum

Kibum dan teman-temannya dalam masalah besar. Nama mereka masuk dalam target pembunuhan seseorang yang menaruh dendam pada para petinggi sekolah tempat dia belajar.
Entah ulah siapa yang membuat Name tag mereka berada dalam genggaman psikopat itu.
Kibum terkurung di dalam gedung bersama 7 target lainnya.
Namun, sesuatu yag diluar nalar terjadi…

============================================================
Tittle: Name Tag
Author: Restia Titanreeves Ningsih/Choi Eun Joon
Lenght: Oneshoot
Genre: Friendship, Sadis, Horor, Gore, Surprise, Drama-etc.
Rate: T (adegan pembunuhannya bikin rate jadi galau)
Warning: Typos every where, Gaje, Judul gag nyambung dengan cerita. Ending maksa. XB
Back Sound: Henry – Trap / Suju – Keep in Touch

Cast:
Kim Ki Bum
Cho Kyuhyun
Kim Ryeowook
Lee Sungmin
Lee HyukJae
Lee Donghae
Kim Jongwoon
Park Jungsoo
Kangta

Disclaimer: Tidak ada niatan sedikitpun dari saya untuk memiliki para Cast. Walau bagaimanapun, mereka tetap punya orang tuanya dan Tuhannya. Tapi memiliki Kyuhyun adalah impian terbesar saya… hahaha XB

====================================================================================================================

‘Krriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing’

Entah mengapa bel tanda sekolah dibubarkan, berdering lebih awal. Secara serentak seluruh kelas bersorak kegirangan, mengira sedang ada rapat dewan guru sehingga mereka dipulangkan lebih cepat dari biasanya.

“Keren, ini baru kemenangan. Mau kemana kita sekarang?” tanya Donghae, sebelum ia dan teman-temannya meninggalkan kelas mereka.

“Ke Clubnya Heechul hyung aku rasa tidak buruk”. Usul Hyukjae.

“Setuju”. Jongwoon menjadi orang pertama yang menyetujui ide Hyukjae.

“Aku juga setuju. Setidaknya, kita tidak perlu membayar disana”.

Mereka bertujuh sangat setuju dengan alasan Kibum. Memang mereka para remaja badung yang tidak bermodal.

Padahal baru beberapa menit saja mereka mendiskusikan akan kemana mereka setelah ini. tapi sekolah sudah terasa sangat sepi, seperti memang sejak pagi sekolah ini tidak dikunjungi manusia manapun.

“Saat seperti ini, sekolah seperti makam tua, sepi dan menyeramkan”. Ujar Ryeowook sambil meremas bahu kirinya dengan tangan kanannya.

“Iya benar. Sebaiknya kita cepat pergi dari sini”. Sungmin menarik lengan Kyuhyun dan Ryeowook agar mereka mulai bergerak.

Namun, baru saja mereka bermaskud meninggalkan kelas mereka, secara mengejutkan pintu kelas itu tertutup dan tidak mau dibuka. Mati-matian Kibum, Jongwoon dan Kyuhyun mencoba membuka pintu itu, tapi seolah-olah dikunci dari luar, pintu itu tetap tidak bisa dibuka.

“Aissh, siapa orang iseng yang mengurung kita disini?”. geram Kyuhyun kemudian.

Soal takut, mungkin mereka belum merasa takut, mengingat mereka berdelapan adalah gambaran anak-anak badung SM Senior High School. Tapi lebih tepatnya mereka penasaran, siapa yang berani menjahili mereka. Secara, merekalah yang biasanya menjahili anak-anak yang lain.

‘ngiiiiiiiing’

Sebuah suara memekakan telinga menyapa indera pendengaran mereka satu persatu. Hingga mereka bersusah payah menutup telinga mereka.

“Selamat datang dipermainan kecilku, tuan-tuan muda putra para pejabat tinggi sekolah SM yang begitu dikagumi ini. aku harap kalian belum merasa takut.”

“Cih, siapa kau? Apa yang kau inginkan dari kami? Cepat buka pintu ini, atau kau akan menyesal seumur hidupmu karena pernah memainkan permainan konyol seperti ini dengan kami?” ucapan Kibum terdengar menantang pria diujung suara sana.

“Ckckck, kalian benar-benar menyedihkan. Kalian pikir ini permainan konyol? Kalian pikir ini april moop?”

“Baiklah, jika kalian menganggap ini konyol. Tapi bukan aku yang membawa kalian dalam permainanku. Tapi takdir. Hahaha”. Tawa pria disana benar-benar mulai membuat Kibum dan teman-temannya resah.

“Hei, apa maksudmu takdir? Cepat keluarkan kami dari tempat ini. apa kau pikir, lelucon ini lucu? Guru-guru sedang rapat tapi kau malah melakukan lelucon murahan seperti ini”. Donghae mulai sedikit emosi.

“Lelucon?? Kalian menganggap ini lelucon?”

Secara tiba-tiba, layar besar dikelas itu menyala, menampilkan cctv seluruh ruangan yang ada di sekolah itu.

“Kira-kira, guru kalian mengadakan rapat diruangan yang mana?” suara namja yang benar-benar memuakan kedelapan namja itu, kembali menggema keseluruh sudut kelas.

Menyaksikan apa yang tertera dilayar itu, mau tak mau, kedelapan namja itu memang sedikit bingung, terkejut, heran, dan apapun itu selain takut pastinya. Karena untuk anak-anak dengan catatan buku hitam terbanyak di sekolah itu, hal seperti ini belum seberapa menakutkannya.

“Lalu, apa yang sebenarnya ingin kau tunjukan pada kami?”. Tanya Kyuhyun tak kalah emosi dari Donghae.

“Yang mati tak kan hidup kembali. Yang hidup masih bisa mati. Kalian masih ingat tragedi 5 tahun yang lalu? Para siswa yang mengikuti olimpiade di Beijing yang mati secara mengenaskan?”

Mereka mulai bergidik ketika namja itu mengucapkan kata-kata MATI. Mereka paham benar dengan kisah 5 tahun yang lalu itu. Tapi setahu mereka, tragedi itu adalah tragedi kecelakaan pesawat.

“Kalian, kalian yang harus membayar itu semua”.

Otot-otot kedelapan namja itu mendadak menegang. Bagaimana bisa mereka yang disalahkan atas peristiwa yang terjadi bahkan sebelum mereka meginjakkan kaki di sekolah itu.

“Shit, bagaimana bisa kami yang harus bertanggung jawab. Bahkan ketika peristiwa itu terjadi, kami masih berada di SMP”. Jawab Jungsoo ketus.

“Aku hanya bermain tuan-tuan, dan entah kenapa nama kalianlah yang berada dalam genggamanku. Aku mengacak nama seluruh siswa sekolah ini. entah takdir atau bagaimana, kalian lah yang terpilih, 8 putra petinggi sekolah yang memang seharusnya bertanggung jawab atas peristiwa 5 tahun yang lalu. Kalau ingin bertanya, tanyakanlah pada ayah kalian yang begitu buruk menggariskan takdir dalam hidup kalian, hingga harus berakhir di tempat ini”.

Namja itu kemudian tertawa dengan sangat keras hingga memekakan telinga.

Kibum dan kawan-kawan berjengit. Apa maksudnya dengan Yang Terpilih??

Seolah mengerti dengan makna dibalik ekspresi pria-pria muda itu. Namja di sebrang sana melanjutkan ucapannya.

“Apa kalian sudah mengecek Name Tag kalian?”

Secara serentak Kibum, Kyuhyun, Ryeowook, Jongwoon, Sungmin, Jungsoo, Donghae dan Hyukjae meraba saku seragam mereka, dan mendapati Name Tag mereka sudah menghilang dari sana.

“Shit, kapan kau melakukannya Brengsek?”. Dengan penuh kegeraman Kibum membanting salah satu kursi didekatnya.

“Cho Kyuhyun… Kim Jongwoon… Kim Ryeowook… Lee Sungmin… Lee Donghae… Lee Hyukjae… Park Jungsoo… Kim Kibum…”

kali ini, layar besar diruangan itu menampilkan sosok orang berjubah hitam, dengan sebuah bejana transparan didepannya. Mengeja satu persatu Name Tag yang berada dalam genggamannya dan memasukkannya satu persatu dalam bejana itu.

“Sungguh ini takdir yang indah kan tuan-tuan??? Tapi tenang saja, aku akan memanggil nama kalian secara acak. Jadi Tuan Cho, jangan takut, belum tentu kau orang pertama yang akan aku antarkan ke gerbang kematianmu, Hahahaha…”

tawa itu kini benar-benar seperti tawa malaikat pencabut nyawa ditelinga kedelapan namja yang kini sudah menunjukan keringat dingin mereka itu.

Mereka terduduk lemas di kursi belajar di kelas itu.
Namun entah mengapa Kibum masih merasa, ini semua hanya lelucon belaka. Sebentar dia merogoh saku celananya, dan mengeluarkan ponselnya. Mencoba menghubungi orang lain diluar sana.

“Shit, bagaimana mungkin ponselku tidak ada sinyalnya?” mendengar umpatan Kibum, mereka yang lainpun turut mengecek ponsel mereka masing-masing. Dan hasilnya sama, No Signal.

“tuan-tuan, tidakkah kalian merasa rancanganku ini sangat mengagumkan?? Tertinggal diruangan yang terkunci, tidak bisa menghubungi orang luar, name tag berada dalam genggaman orang yang salah??? Eoh??? Tidak-tidak, aku yakin setelah ini kalian akan berterimakasih padaku”.

“Apapun yang sudah Appa lakukan pada orang ini, aku benar-benar merutuki terlahir sebagai putranya”. Ucap Kibum kesal begitu mendalam.

“Hahaha, Pastikan jantung kalian siap saat telinga kalian mendengar Name Tag kalian kubacakan”.

Sungguh Kibum Cs. Tidak tahu bagaimana mereka harus bersikap saat ini. jelas-jelas kali ini mereka bukan berhadapan dengan anak dari sekolah lain yang menantang mereka adu kekuatan. Tapi kali ini mereka berhadapan dengan orang yang diliputi dendam dan kebencian. Entah apa hubungan ia dengan para peserta Olimpiade itu. Tapi yang jelas dia begitu membenci petinggi di sekolah ini, orang tua mereka.

“Lee Hyukjae”.

‘Deg’

Mereka semua terperangah begitu nama salah satu dari mereka disebutkan. Dan yang lebih membuat terkejut lagi adalah ketika secara tiba-tiba, Kursi yang diduduki Hyukjae terangkat keatas. Meskipun Hyukjae sudah menggeliat agar terlepas, namun ia seolah-olah terikat di kursi tersebut. Sehingga, tidak ada pilihan lain selain mati ditangan psikopat itu. Perlahan langit-langit ruangan kelas itu terbuka sedikit sebagai jalan untuk Hyukjae naik keatas sana.

Namja yang biasanya tertawa paling lebar itu kini berteriak meminta pertolongan teman-temannya.

Jelas saja, siapa yang tidak akan berteriak saat ia tahu bahwa tubuhnya yang terangkat keatas itu adalah awal menuju kematiannya.

“Donghae-yah, tolong aku, Kibum-ah, Kyuhyun-ah, aku belum mau mati, Jungsoo hyung, Sungmin hyung, Jongwoon hyung, tolong selamatkan aku, aku mohon…” perlahan-lahan suara Hyukjae menghilang bersama dengan menutupnya langit-langit ruangan itu.

“Hyukjae-yah…” mereka bertujuh seolah baru terlepas dari bius, serentak meneriaki nama Hyukjae saat tubuh namja itu sudah menghilang.

Sesaat, layar besar itu kembali menampilkan sosok pria berjubah itu. Tak ada hyukjae, hanya pria itu saja. Tapi tak lama kemudian…

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…………. lepaskan aku. Aku mohon… jangan…. jangan bunuh aku……..
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa… tuan aku mohon lepaskan aku……….
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa……”

‘sreet’

“A-a-k-ku m-mo-hhoon lepp-passsshhh………..”

Secara tiba-tiba suara Hyukjae menghilang bersamaan dengan muncratnya cairan merah mengenai kamera hingga mempertontonkan dengan jelas zat cair yang berasal dari tubuh sahabat ketujuh namja itu.

“Hyukjae-yaaaaaaaaaaaaaah…” teriak mereka bertujuh histeris.

“Brengsek… apa maumu sebenarnya hah?” Kibum terlihat benar-benar terbakar emosi.

“Yang aku mau? Aku sudah tidak mau apa-apa lagi tuan Kim. Rasa inginku sudah mati bersamaan dengan matinya putriku dalam kecelakaan itu____ kali ini aku hanya mau bersenang-senang dengan kalian”.

Akhirnya mereka mengerti alasan orang gila ini. Ketujuh namja itu mulai bergerak, mencoba mencari jalan keluar yang mungkin bisa menyelamatkan mereka.

“Percuma tuan-tuan, celah tikuspun tidak akan pernah kalian temukan disekolah elit ini”.

Kibum merutuki kenyataan bahwa sekolah ini memang sekolah dengan kualitas tinggi.

“Kim Jongwoon_”

“Anio, Yesung hyung…” Ryeowook berusaha mengapai kaki Jongwoon saat Jongwoon mengalami hal yang sama seperti yang dialami Hyukjae tadi. Secara paksa Jongwoon yang tadinya berdiri, seperti ditarik oleh sesuatu, ia kembali menduduki sebuah kursi, dan kursi itu terangkat keatas, melewati langit-langit ruangan yang perlahan membuka, sama seperti Hyuk Jae tadi.

Mereka berenam tertunduk begitu suara-suara menyakitkan Jongwoon terdengar di indera pendengaran mereka. Begitu memilukan saat mendengar suara sayatan demi sayatan serta raungan dari layar besar itu.

Begitu suasana hening, saat dipastikan Jongwoon sudah benar-benar tidak bertahan lagi, suara laknat itu kembali menggaung.

“Pertunjukan yang luar biasa bukan tuan-tuan, kenapa wajah kalian begitu tegang? Santai saja, kalian semua pasti mendapatkan bagian kalian masing-masing”.

Kibum dan yang lainnya mulai lelah dengan acara mencari jalan kabur yang sia-sia itu. Mereka kembali terduduk dengan wajah pasrah.

“Park Jungsoo”.

“Anio, Hyung…”

Mereka hanya bisa berteriak saat, hal yang sama yang terjadi pada Hyukjae dan Jongwoon terjadi pada Jungsoo.

“Aaaaaaaaaaaaa…Hyukjae-yah, Jongwoon-ah… tidak, tega sekali kau mau membunuh kami semua….”

‘sreet’

“Jungsoo hyuuuung” mereka berlima berteriak histeris begitu tanpa basa-basi penjahat diatas sana menghabisi nyawa hyung mereka.

“Itu akibatnya jika kau terlalu banyak bicara Jungsoo-ssi, hahaha…”

“Aku tidak mau mati sekarang… tidak mau…” Ryeowook menggeleng-gelengkan keras kepalanya, merosotkan tubuhnya kelantai, jauh dari kursi yang sejak tadi membawa rekan-rekannya terdahulu naik keatas, berharap itu bisa membatalkan rencana psikopat itu untuk membunuhnya.

“Kim Ryeowook”.

“Andwaeee… aku tidak mauuu”. Ryeowook meronta-ronta saat tubuhnya ditarik paksa entah oleh apa, hingga ia terduduk di kursi itu dan naik keatas sana.

“Ryeowookiee….” sekali lagi keempat namja yang tersisa harus menyaksikan sahabat mereka diangkat secara paksa menyongsong kematiannya.

Kali ini dari layar besar itu, terdengar suara memohon Ryeowook.

“Hiks… Hiks… aku mohon lepaskan aku. Apapun yang kau inginkan akan aku turuti. Aku akan mengganti semua kerugian yang kau alami karena kecelakaan putrimu itu. Aku mohon jangan bunuh aku dan teman-temanku”.

“Ckck, anak polos. Kalau aku minta anakku dihidupkan kembali, bagaimana caranya kau menuruti permintaanku hah???”

“Aku mohon, biarkan aku hidup se…………”

‘sreet’

“……ka……li……. sa…….. ja…..”

“Wookieeeeeeeeeee”. Sontak mereka berempat berteriak, ketika suara Ryeowook perlahan-lahan menghilang.

“kenapa kalian jadi cengeng seperti ini eoh? Bukankah kalian para jagoan yang sering berkelahi melawan sekolah lain itu hah?”

“Kau, siapapun kau, aku mohon lepaskan kami. Kami sama sekali tidak mengenalmu. Aku akan menuruti semua keinginanmu sungguh”. Ucap Kibum. Memang diantara mereka berempat, Kibumlah yang tampak cukup tegar.

“Aku tidak menerima tawaranmu tuan Kim.”

“Cho Kyuhyun”.

“Andwae, tolong jangan bawa Kyuhyun, jangaaaaaaaaaaaaaan…” kini giliran kyuhyun yang ditarik paksa dari ruangan itu.

Kaki panjang Kyuhyun sengaja ia rentangkan begitu akan masuk ke atas langit-langit yang kembali terbuka. Berharap kakinya mampu menahan untuknya tertarik masuk melalui jalan berupa persegi yang hanya bisa dilewati satu kursi saja, kedalam tempat mengerikan dimana keempat teman sebelumnya sudah mati disana.

Tapi yang ada justru…

‘Kreek’

Tulang kaki Kyuhyun serasa patah.

“Dasar bodoh. Kau ingin merasakan kematianmu lebih cepat hah?”

Begitu langit-langit itu kembali tertutup, yang terdengar hanyalah Kyuhyun meringis kesakitan mendapat kakinya sudah sangat memprihatinkan.

“Pecundang. Cih, apa yang kau dapat setelah membunuh kami eoh??” Kyuhyun meludah tepat diwajah orang itu.

“Ck, dasar iblis. Kau harus mati”.

“Lepppassssss… kau pikir mudah membunuhku eoh??? Aku dilahirkan bukan untuk mati sia-sia seperti ini, cih”.

Sekali lagi, Kyuhyun meludah tepat di wajah yang tertutup mask itu. Dia yang telah dua kali mendapat penghinaan dari bocah ‘kemarin sore’ itu menggeram kesal.

‘plakKK’

“Sesulit apapun menghabisimu, pada akhirnya, kau juga akan bernasib sama dengan teman-temanmu Tuan Cho”.

“Aaaaaaaaaaaaaa….” Kyuhyun berteriak kala psikopat itu menjambak kasar surai caramel nya.

“Ingin mati seperti Hyukjae, Jongwoon, Jungsoo, atau Ryeowook, tuan muda?”

Dengan sebilah belati di tangannya, pria itu mondar mandir di hadapan Kyuhyun yang benar-benar memprihatinkan.

Ketiga namja yang masih ada di bawah itu bisa melihat dengan jelas, apa yang dilakukan orang gila itu pada Kyuhyun mereka. Semua terlihat jelas dari layar besar di ruangan itu.

“Brengsekkk…” Kibum kembali menggeram. Sungguh, ia begitu dendam melihat pria berjubah itu.

“Ingin aku robek jubah dan mask yang melekat di tubuhnya itu”. Ucap Donghae tak kalah kesal.

“Kyunniee… hiks… hiks…” sementara Sungmin hanya bisa terisak.

“Kenapa tidak menjawab tuan Cho? Ingin seperti siapa?”

“Kau, aku ingin mati sepertimu”. Mengumpulkan sisa tenaga yang ia miliki, meski tak mampu berdiri, tapi Kyuhyun mampu menendang tulang kering pria berjubah yang berdiri angkuh dihadapannya itu.

“Aaaaa, dasar bajingan kecil. Kau benar-benar mempersulit kematianmu sendiri bodoh”.

Maki orang itu dengan belati siap di tencapkan ke betis Kyuhyun.

“Aaaaaaaaaaaa…”

“Kyuuuuuu~ kumohon jangan…” Sungmin berteriak begitu histeris kala melihat dongsaeng kesayangannya itu berteriak menahan sakit yang berasal dari betis yang sudah mengeluarkan begitu banyak darah.

“Shit, apapun yang sudah ayah kami lakukan padamu, kau tidak berhak melakukan ini pada kami”. Kibum menendang salah satu kursi di ruangan itu.

Sementara Donghae tampak tertunduk, tidak mampu melihat apa yang sedang dijalani salah satu adiknya itu.

“Masih ingin berdebat denganku Tuan Cho?”.

“Ciih”

Mendapat perlakuan itu untuk yang ketiga kalinya dari namja muda itu membuat kesabaran orang ini habis. Tanpa permisi ditusukannya belati yang tadi sempat melukai betis Kyuhyun, kearah jantung pemuda itu.

Tanpa teriakan, Kyuhyun jatuh terduduk, tidak lagi mampu menunjukan bahwa dia masih hidup saat ini.

“Hiks… Hiksss.. Kyuuu”. Tangis Sungmin terdengar semakin keras.

“Lee Sungmin_”

‘deg’

Sungmin terkejut untuk sesaat.

Donghae segera menahan lengan Sungmin agar tak tertarik keatas sana. Sama halnya dengan Kibum. Pria berambut arven itu ikut menahan lengan Sungmin.

“Hyuung…” ucap Donghae dan Kibum bersamaan.

Sungmin makin terisak. Semakin lama tarikan dari atas semakin kuat, membuat Donghae dan Kibum mau tidak mau melepaskan lengan Sungmin, dari pada lengan itu harus berpisah dari tubuhnya.

“Hiks… Hiks…”

Sungmin memang terlalu lembut. Bahkan dihadapan pria gila itu, Sungmin hanya bisa menangis. Padahal, dalam kesehariannya, semua orang mengenal Sungmin sebagai Master of Martial Arts. Tapi entah karena telah melihat insiden pembunuhan teman-temannya sejak tadi atau karena memang seperti ada segel di kursi tempat mereka duduk itu sehingga baik Sungmin maupun teman-temannya sebelumnya tidak mampu bangkit dari kursi tersebut dan melawan orang ini.

“Kau yang paling histeris untuk namja tadikan? Maka aku tidak akan membuatmu terlalu lama tidak melihat anak itu”.

“Hiks… Hiks…”

“Oh, Astaga. Bahkan isakanmu persis seperti isakan putriku”

“Appa macam apa anda ini? apa anda pikir putrimu yang dari tadi kau sebut itu akan bangga atas apa yang anda lakukan saat ini?”

Akhirnya Sungmin mampu mengeluarkan kata selain isakan.

“Bisa bicara rupanya? Hahaha, aku rasa, sebenarnya, kau dan namja evil sebelummu itu sama. Sama-sama menyebalkan”.

“Aaaa….” orang itu menarik rambut Sungmin dengan kasar kemudian menhentakkannya dengan kasar. Meski begitu, kursi yang Sungmin duduki tetap kukuh pada posisinya. Seperti di segel kan?

“Hae hyung, ini benar-benar tidak bisa dibiarkan, kita harus menghentikan ini semua Hyung.”

“Percuma Bumie, kau mau melakukan apa untuk menghentikan orang itu? Kalau kita bisa, sudah sejak tadi kita keluar dari tempat ini. tidak perlu menunggu hingga teman-teman kita mati”. Ada nada keputus asaan dalam setiap kalimat yang meluncur dari mulut namja bermarga Lee itu.

“Aarrrgghht…” Kibum lagi-lagi menggeram kesal. Apa tidak ada takdir yang lebih buruk dari pada menunggu giliran mati seperti menunggu giliran audisi?

“Kenapa Sungmin hyung tidak melawan?” Kibum mengacak rambutnya frustasi.

“Kau pikir apa yang membuat satupun dari mereka tidak ada yang melawan sejak tadi?”.

Kata-kata Donghae itu membuat Kibum mengerti, bukan tidak mau melawan, tapi tidak bisa.

“Lee Sungmin, ini hanya akan seperti digigit semut, sedikit saja, yaa…”

Pria gila itu mengarahkan sebuah revolver tepat kearah jantung Sungmin. Sementara Sungmin hanya mampu terisak dalam segala perasaan takutnya, membayangkan salah satu peluru dari revolver itu akan menembus jantungnya.

“Tidaaak, Sungmin Hyuuung…” “Dooorrrrr” Teriak Donghae dan Kibum bersamaan dengan suara yang berasal dari revolver itu. Seketika pandangan mereka teralih pada sosok Sungmin yang sudah menunduk dengan dada yang mengeluarkan banyak darah.

“Hahaha… membunuh itu indah… apa kalian pernah bertanya pada ayah kalian, bagaimana rasanya membunuh??”

Tanya orang itu yang tentu saja di tujukan pada Donghae dan Kibum.

“Ayah kami bukan pembunuh”. Teriak Kibum.

“Memang bukan membunuh secara langsung, tapi merencanakan pembunuhan”.

“Andwaeee…” Kibum kembali berteriak.

Layar itu kembali menunjukan sosok pria berjubah itu memegang dua Name Tag lagi.

“Aku memberi kalian keringanan, silakan pilih siapa yang akan duluan?”.

“Aku saja…” Donghae maju menawarkan dirinya.

“Ani, biar aku saja”. Tak mau kalah, Kibum juga menawarkan dirinya.

Entah kenapa kali ini justru mereka yang menawarkan diri untuk berjumpa dengan ajal mereka.

“Waw, kalian benar-benar mengharukan. Baiklah, karena kalian sama-sama ingin duluan, maka aku saja yang memutuskan…

“Lee Donghae, kau yang duluan”.

Entah memang sudah mempersiapkan diri, atau pasrah, atau apalah itu, Donghae siap untuk terangkat dan melewati jalan yang berupa persegi di langit-langit ruangan itu, menuju kematiannya.

“Donghae Hyung~”. Kibum merelakan pipi yang biasanya dihiasi lebam karena tawuran itu, kini dialiri oleh cairan asin dari pelupuk matanya.

Layar yang seperti sebelumnya, mati setelah Name Tag selanjutnya dipanggilkan, kini kembali hidup dan menampilkan sosok pasrah Donghae yang duduk di kursi seperti keenam temannya tadi.

“Ckckck… kau terlalu pasrah Tuan Lee. Lakukanlah sedikit perlawanan seperti teman-temanmu sebelumnya”.

“Walau seperti apapun perlawananku, toh aku akan tetap matikan? Jadi untuk apa aku menguras energi untuk hal yang sudah pasti tidak akan aku dapatkan?”. Tanya Donghae sarkatis.

“Bingo! Seharusnya rekan-rekanmu memiliki pemikiran sepertimu, sehingga mati mereka tidak akan begitu menyakitkan, hahahahaha…”

Tawa orang itu benar-benar menjijikan untuk didengar Donghae dan Kibum.

“Baiklah, karena kau begitu penurut, aku akan buat matimu tidak akan menyesakkan untuk satu-satunya temanmu yang tersisa di bawah sana”.

Orang itu menyiapkan segelas air putih, kemudian menaburkan sebungkus serbuh entah serbuk apa, kedalam gelas itu. Mengaduknya, kemudian menyodorkannya di depan mulut Donghae.

“Minum! Reaksinya tidak akan lama, dalam 2 menit, nyawamu pasti sudah bisa berpisah dari ragamu ini”.

Dengan sangat-sangat pasrah, atau karena seperti sebuah sihir, Donghae membuka mulutnya dan meneguk air racun itu.

Dan benar saja, hanya 2 menit, tubuh itu menggelepar seperti epilepsi. Perlahan busa keluar dari mulutnya. Dan seketika itu juga tak ada respon apa-apa dari Donghae.

“Hyuuung~”. Kibum bergidik ngeri. Sungguh, kali ini dia tinggal seorang diri.

“Berbahagialah karena kau menjadi penutup pada pesta kita kali ini Kim Ki Bum”.

“Psycho”.

“Ya, Begitulah aku. Tapi karena ini, ayah-ayah kalian akan tahu bagaimana rasanya kehilangan seorang anak”.

“Orang tua kami tidak pernah membunuh anakmu”.

“Simpan ocehanmu itu, sampai kau tiba di atas sini, dan melihat bagaimana rupa teman-temanmu yang sudah mulai membiru ini. seperti itulah aku melihat putriku dan teman-temannya yang menjadi korban dalam kecelakaan itu”.

Kibum tercekat. Kamera memang selalu mengarah pada mereka yang akan mati. Sementara yang sudah mati, tidak tahu diletakkan dimana. Tapi mendengar dia akan segera melihat raga-raga tanpa nyawa teman-temannya, Kibum benar-benar tidak sanggup.

Orang itu masih belum mengangkat Kibum. Masih sibuk mematahkan semua sisa-sisa keberanian Kibum, hingga akhirnya Kibum menyerah dan jatuh terduduk disalah satu kursi di ruangan itu.

Perlahan tapi pasti, kursi yang di duduki kibum itu terangkat. Semakin naik keatas, dan mempertemukan Kibum dengan sosok berjubah hitam itu, secara langsung.

“Apa kabar Kim Kibum?”.

Jujur saja, Kibum seperti pernah mendengar suara orang di depannya ini. sungguh, suara ini berbeda dari saat Kibum mendengarnya melalui layar besar di ruangan di bawah mereka.

Kibum menilik keseluruh ruangan tenpat ia berada saat ini. hanya ada ceceran darah, revolver, pisau, gelas, semua itu berserakan dilantai.

“Dimana teman-temanku?”.

“Eoh, kau tidak bisa melihat mereka? Hah, sepertinya mereka sudah menjadi hantu”.

Pria berjubah itu menanggapi Kibum dengan santai.

“Brengsekkk…” mendadak Kibum berdiri.

Daripada menghajar orang itu, Kibum malah bingung. Kenapa dia bisa berdiri? sementara ketujuh temannya tadi, tetap diam seperti diikat seribu tali.

“Waw, hebat sekali. kau satu-satunya yang bisa berdiri dari kursi itu”.

Kibum mengerutkan dahinya. Benar juga, bagaimana bisa dia berdiri?

“Ingin mati dengan cara apa tuan Kim?”

“Kau… sebelum aku mati, kau dulu yang harus mati ditanganku…” dengan refleks, Kibum maju kedepan. Hampir meraih jubah pria itu, kalau saja pria itu tidak mundur lebih cepat dari tangan Kibum.

“Wah, bahkan kau bisa menyerangku”.

‘deg’

Kibum ingat suara itu. Suara itu… Ya… suara itu…

“Kangta hyung???”. Sedikit ragu Kibum menyebutkan satu nama.

“Hahaha, siapa itu?? Apa dia kakakmu??”

Pria itu tertawa keras mendengar Kibum memanggilnya dengan nama Kangta.

“kau pasti Kangta hyung…”

‘sreet’

Secepat kilat, Kibum mendekati orang itu dan serta merta menarik mask yang melekat di wajahnya. Dan…

Hening untuk beberapa saat…

“Hee… Hee…” orang itu hanya menunjukan sebuah cengiran pada Kibum.

Otak jenius Kibum kembali berpikir, apa yang sebenarnya terjadi. Apa mungkin hyungnya yang tak lain adalah pelatih vokalnya yang ia temui setiap 3 minggu sekali ini, sudah mengalami gangguan mental sehingga dia menjadi psikopat dan menghabisi nyawa teman-temannya, dan nyaris dirinya sendiri?

Dalam keterkejutan Kibum itu, mendadak, tirai yang mengelilingi ruangan itu turun, dan menampakkan wajah-wajah yang begitu Kibum kenal.

“Eomma… Appa… Hyukjae hyung… Jongwoon Hyung… Jungsoo Hyung… Ryeowook Hyung… Kyuhyun-ah… Sungmin Hyung… Donghae Hyung… Profesor-Profesor… teman-teman… kalian semua…???”

Kibum tampak kebingungan. Sesaat Kibum tampak akan jatuh pingsan, tapi orang yang tadi dipanggil Kibum dengan nama Kangta, dengan sigap menahan tubuh, namja mungil itu.

“Eiitt, jangan pingsan dulu…” kata-kata itu terdengar keluar dari mulut Kangta, membuat Kibum mengurungkan niatnya untuk pingsan (?) dan melirik kebelakang, memastikan orang yang berada dibelakangnya itu memang guru vokalnya. Kemudian ia melihat kedepan, untuk memastikan, orang-orang didepannya itu bukan ilusi. Kibum menepuk-nepuk pipinya, meyakinkan kalau dia tidak sedang bermimpi.

“Saengil cukkhahamnida… saengil cukkhahamnida,
Ji gu e seo… u ju e seo… je il saranghamnida…”

Sayup-sayup terdengar di telinga kibum, lagu yang biasa dinyanyikan untuk orang ulang tahun itu. Matanya kembali melihat kedepan. Perlahan, orang-orang di hadapannya semakin mendekat.

“Saengil cukkhahamnida, anakku”. Yeoja yang diyakini Kibum sebagai eommanya itu mendaratkan kecupan di pipi kanannya.

“Apa kau terkejut?”. Kali ini namja yang sangat pasti adalah Appa Kibum, memberikan kecupan di pipi kirinya.

Kibum masih mencoba mencerna, apa yang sebenarnya terjadi.

Tiba-tiba Kangta menepuk pundak namja yang masih terbengong itu.

“Ada yang ingin kau tanyakan?” tanyanya.

“Semua. Aku ingin tahu semuanya”. Kibum menatap teman-temannya yang benar-benar acak-acakkan.

“Aissh, hyung. Kau bilang, kau ingin menjadi aktor? Masak akting kami yang amatiran ini saja tidak bisa kau deteksi”.

Kyuhyun berjalan dengan santai mendekati Kibum dan menepuk bahu hyungnya itu seenaknya.

“Kyu, kakimu…?” ternyata Kibum masih bingung dengan apa yang terjadi.

“Aisshh… hyung ini kenapa loadingnya lama sekali. ini akting hyung, A-K-T-I-N-G… lihat, kakiku baik-baik saja. Aigoo, kenapa kejutannya jadi hambar seperti ini sih…” Kyu mengacak rambutnya frustasi. Tidak disangkanya, hyung yang katanya memiliki IQ diatasnya itu akan terlihat begitu pabbo saat ini.

“Maafkan kami Bummie. Ini semua ide Kyuhyun”. Kali ini Jungsoo yang bicara.

“Benar Bum. Kalau mau balas dendam, padanya saja ya”. Ryeowook turut membuka suara.

“Tapi untuk apa? Siapa yang ulang tahun? Ulang tahunku kan masih lama”. Entah ada apa dengan Kibum, tapi dia benar-benar lambat kali ini.

“lihat, sekarang baru tanggal 17 Agustus…” kibum menyodorkan ponselnya pada eommanya.

“Hahaha…” seketika tawa Kyuhyun, dan keenam temannya yang lain meledak.

“Kita duduk dulu ya. Aku pegal dari tadi harus berdiri”.

Akhirnya kibum menurut. Mereka duduk melingkar di ruangan yang biasa di gunakan untuk pertemuan senat itu. Meski di arah pukul sepuluh ruangan itu begitu kotor akibat ulah mereka hari ini.

“Jadi, saranku, Kibum hyung jangan hanya mengandalkan jam di ponsel. Akibatnya, aku ubah sedikit saja, hyung tidak tahu kan kalau hari ini ulang tahun hyung…???”

‘nyutt’

Pengakuan Kyuhyun barusan benar-benar membuat mata Kibum terbelalak.

“Makanya, jangan tawuran terus. Masak mahasiswa tidak tahu tanggal”. Ujar salah satu profesor Kibum.

Di ceknya kembali ponselnya. Bermaksud ingin mengecek tanggal pada pesan-pesan yang pernah Kibum kirimkan, namun yang ia lihat malah Kotak Masuk, Kotak Keluar, Draft, email, semuanya kosong.

“Ini Sim card mu kan hyung??” lagi-lagi suara Kyuhyun menginterupsi acara ‘Mencari pesan di Ponsel Kibum’.

Kibum melirik SIM Card ditangan Kyuhyun.

“Aku menukar semua SIM Card kita dengan SIM Card yang sudah di blokir… jadi tidak akan ada sinyal satupun”. Jelas Kyuhyun.

“CHO KYUHYUN…”

Oke, sepertinya Kibum sudah mulai sadar sepenuhnya. Terbukti dia bermaksud bangkit untuk menggetok kepala dongsaengnya itu. Namun tangan sang eomma menahan Kibum.

“Kibum, hyung juga minta maaf ya… hyung tidak bermaksud membuatmu shock. Mereka bilang, ini demi totalitas. Kalau pakai salah satu dari detujuh temanmu, pasti ketahhuan, karena itu mereka meminta bantuan hyung”.

“Akting hyung benar-benar hebat, untung aku tidak benar-benar merobek jubah, mask, hingga kekulit-kulit hyung…” Kibum terdengar masih kesal.

“Horror sekali chagy”. Sang eomma mengelus surai kibum dengan lembut. “Tapi, akting kalian tadi benar-benar keren”.

“Keren apanya?” Kibum mengerucutkan bibirnya. “Membawa-bawa kasus kecelakaan 5 tahun yang lalu, jelas-jelas itu kecelakaan biasa”.

“Hehe, apa lagi yang menyeramkan di dunia ini kalau bukan dendam Bummie??” tanya Sungmin.

“Yayaya… entah bagaimana ceritanya kursi-kursi itu bisa terangkat keatas… suara-suara mengerikan itu… darah-darah itu… semua ini tidak masuk akal”. Kibum melengos pada semua teman-temannya.

“Beruntunglah Kangta hyung pernah menjadi sutradara. Ini semua ajaran darinya”. Ujar Donghae.

“Aku sedikit kesal saat kau tidak kunjung duduk di kursimu Bummie… karena aku harus menunggu lama sampai kau duduk disana, baru aku bisa menarikmu”. Kangta menunjukan ekspresi kesalnya.

“Oh, jadi begitu. Tapi Jongwoon hyung dan Ryeowook hyung tadi…”

“Itukan karena akting… akting Bummie…” jawab Jongwoon.

“Eomma benar-benar salut dengan akting kalian”.

“Kau mau tahu dari mana suara kakiku yang patah, kulit dan daging di sayat itu berasal??”

Kibum mengangguk mendengar pertanyaan Kyuhyun.

“Ini” kyuhyun menunjukan ipadnya yang sedang menayangkan sebuah video pembunuhan yang menyeramkan.

“Ternyata yang psycho itu kau Kyu”. Ujar Kibum.

“Ini kan demi totalitas Hyung”. Elak Kyuhyun.

“Hmmm, bisakah kita tiup lilin sekarang???” Hyukjae yang sejak tadi hanya menjadi pendengar setia, mengalihkan perhatian mereka dengan cake di tangannya.

“Ah, iya lilinnya, ayo tiup dulu”. Titah sang Profesor yang sejak tadi, sama seperti Hyukjae dan yang lainnya, hanya menjadi pendengar setia.

Setelah Make a Wish, Kibum meniup semua lilin itu.

Mereka semua bertepuk tangan.

“Aaaaa”. tiba-tiba Sungmin menjerit.

Semua orang menatapnya penuh tanya.

“Meskipun hanya revolver mainan, tapi ternyata panas juga ya…”

“Hahaha”. Mereka semua tertawa saat Sungmin mengelus dadanya yang tadi tertembak oleh revolver Kangta.

“Hyung kira ini tidak sakit?” Kyuhyun menunjuk betisnya yang terluka.

“Itukan hanya pura-pura juga Kyu”. Sanggah jongwoon.

“hehe, tadi pisaunya tidak mau melipat. Jadinya kaki Kyuhyun tergores”. Ucap Kangta.

“Apanya yang tergores. Ini dalam Hyung”. Bantah Kyuhyun.

“Itu balasan karena otak nakalmu yang sudah tega mengerjaiku tahu”. Dengan sengaja Kibum menekan areal luka di kaki Kyuhyun.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaa….”

Serentak bukannya kasihan, mereka malah menertawakan Kyuhyun.

Kibum tersenyum. Meski hari ini begitu melelahkan. Tapi, jujur, hatinya merasa hangat. Kejadian hari ini benar-benar mnguras emosinya. Kejadian hari ini membuktikan padanya bahwa, dia benar-benar menyayangi sahabat-sahabatnya ini.
‘tes’

Kibum menangis.

“Aigoo, anak appa jangan menangis…”

“Aku menyayangi kalian semua”. Kibum tersenyum disela isakannya.

“Terimakasih, karena kalian sudah menyayangiku sebesar ini”.

.

.

.

The End

a/n: wkwkwkwk… yang paling sulit adalah, mikiran endingnya. Arrrghht… saya bener-bener frustasi. Bingung banget mau diakhiri kayak gimana ini fanfic. Tapi ya sudahlah, inilah yang saya bisa. Gag usah ngoyo-ngoyo banget. yang penting intinya, This is Surprise for Kibum Oppa Birthday. Saengil cukkhahamnida. Maaf untuk adegan sadisnya ya. Ide yang melintas mah kayak gitu. Ini gegara nonton film DEATH BELL 2nya Yoon Shi Yoon Oppa sama Jiyeon nih. #ALibi
Sungguh saya udah kangen banget sama Kibum oppa. Harapan saya, Kibum Oppa akan kembali aktif dengan SUPER JUNIOR sebentar lagi. AmiN.

#HappyKibumday
#HappyBirthdayKibum
#Happy26KibumSuju

6 comments on “[FF] Name Tag ( For Kibum Oppa’s Birthday)

  1. hahahaaa… bakat jg jd ”pembunuh” nih… pembunuh kebosanan maksud nyaaaaa (baca: menghibur)…. hahaha…

  2. Btw, gara2 sering main dimari. setelah mempelajari dg segenap kemapuan. dg cara mengulang2 video klip no other, mencatat satu2 nama dg kode2 tertentu beserta ciri2 yg dimiliki oleh masing2 namja di suju ini. yg lumayan lama, memakan waktu sekitar 1 mingguan, dan lumayan tidak berhasil *habis kebanyakan orng nya sih!*. maka dg ini saya putuskan. bahwa akan menetapkan hati menjadikan DONGHAE sbg belahan jiwa ku…….. Bingung ya? aku jg bingung nulis apaan? hahahahahaha….

    • hahahaha… selamat bergabung ELFishy. Abang Donghae itu imutnya suka muncul seenaknya sendiri loh, jadi siap-siap gemes en pengen nyulik ya… hehehe…

      Alhamdulillah Kyuhyunnya masih buat saya… XD

  3. eits… hati2 dg kyuhyun mu ituh, AWASSSS… lengah sedikit… akan ku rebut dr tangan mu…. WASPADALAH kawan…..!!! HAHAHAHAHAHAHAHA….. *ketawa ala sinetron, ingat… S-I-N-E-T-R-O-N!*

Leave a comment